Membuat Custom Menu Navigasi

Mulai artikel ini hingga artikel mendatang, saya akan sharing beberapa tips untuk membuat theme kita lebih canggih hehehe… Pertama, saya akan sharing bagaimana cara memasang custom menu di themes sederhana yang sudah kita buat sebulan terakhir kemarin. Walaupun canggih, tapi caranya mudah banget lho.. xixixi…

Pertama, kita deklarasikan dulu custom menunya di functions.php (masih ingat kan?) cukup tambahkan kode ini di bawah file functions.php:

register_nav_menus( array(
    'primary' => __( 'Navigasi Utama', 'themegue' ),
  ) );


Tulisan Navigasi Utama adalah nama lokasi yang akan kita masukkan custom menu. Sedangkan themegue ya nama themesnya :) Untuk primary adalah nama identitas menu-nya.

Sekarang kita tinggal tentukan mau dipasang dimana custom menu-nya. Kalau dari theme yang kita buat, berarti pasangnya di bagian header. Kita cari dulu kode ini:

<ul>
<li><a href="<?php bloginfo('url');?>">Home</a></li>
<?php wp_list_pages('title_li='); ?>
</ul>


Lalu kita ganti deh dengan ini:

<?php wp_nav_menu( array( 'container_class' => 'menu-header', 'theme_location' => 'primary' ) ); ?>


Nah, coba deh cek menu Appearance – Menu di wp-admin anda. Anda sudah bisa memfungsikan custom menunya hehehe…
Read More

Membuat Footer

Footer atau kaki blog adalah bagian yang biasanya berisi informasi singkat soal copy right, mesin yang dipakai dan mungkin juga informasi kecil soal blog. Di footer ini juga bisa kita sisipkan judul artikel sehingga bisa menambah daya dorong SEO-nya.

Pertama mari kita buka index.php. Dan kita cari bagian footernya:
<div id="footer">
  Footer ada disini



Kita akan ganti kata-kata Footer ada disini dengan informasi sebagai berikut:

Nama Blog
Copyright
Judul Artikel yg sedang dibuka
Powered by WordPress

Maka kodenya adalah seperti ini:
<div id="footer">
  <p><a href="<?php bloginfo('url');?>"> 
  © 2011 menggunakan WordPress
  



Sekarang biar cakep dan gak campur aduk, kita dandanin dulu di style.css dengan kode ini:
#footer {
   font-size:10px;
   background: #EDEDED;
   text-align:center;
   margin-top:20px;
   padding:10px;
}

Untuk sentuhan terakhir adalah memasang fungsi wp_footer yang akan dipakai oleh banyak plugin untuk bekerja maksimal di blog anda. Cari kode  </body> dan pasang sebelumnya seperti ini:
<?php wp_footer();?>
   </body>
</html>


Sekarang coba anda login dan jika benar, maka admin bar akan muncul di blog anda hehehe… Dan nanti kalau ada plugin lain yang membutuhkan fungsi ini untuk meletakkan beberapa kode di footer, maka dia bisa meletakannya dengan mudah.

Themes ini secara prinsip sudah siap. Tentunya anda bisa memodifikasinya sesuka hati sehingga sesuai dengan selera anda. Anda bisa menghiasinya dengan background yang menarik atau header yang keren untuk membuat themes ini makin cakep.

Dan dengan berakhirnya panduan membuat footer ini maka seri panduan dasar membangun theme WordPress sudah selesai. Berikutnya akan saya berikan beberapa tips dan trik untuk meningkatkan performa themes ini sehingga makin maknyuss.
Read More

Styling Sidebar

Bagaimana pelajaran kemarin? Sudah berhasil semua kan? Kali ini kita akan buat supaya sidebar kita lebih cakep. Untuk pewarnaan, silahkan anda pilih sendiri-sendiri ya? Warna-warna yang dipakai di panduan ini semuanya berdasarkan selera saya.. hehehe… Anda bisa melihat daftar kode-kode warna di http://html-color-codes.com/ atau seperti saya menggunakan software color picker :)

Nah, kita langsung saja kalau gitu. Karena kali ini kita akan bahas soal styling (kalau bahasa Indonesia apa ya?) maka file yang kita utak-atik apa?

Bener… style.css jadi GPL, langsung buka style.css dan kita cari lokasi styling sidebarnya. Sebenarnya bisa langsung anda tambah di bawah, tapi kelak ketika anda mau mengubah-ubah lagi anda akan puyeng nyarinya hehehe…

Inilah style.css kita sebelumnya:
#sidebar {
  width:300px;
  background:#FF9900;
  float:left;
  margin-left:10px;
  }


Dan kita rubah seperti ini
#sidebar {
  width:300px;
  float:left;
  margin-left:10px;
}
#sidebar ul {
  margin: 0px;
  padding: 0px;
}
#sidebar li {
  list-style:none;
  font-size:12px;
  margin-bottom:5px;  
}
#sidebar li a {
  text-decoration:none;
}
#sidebar h3 {
  font-size:16px;
  margin: 0 0 10px 0;
}


Nah, sekarang anda lihat bagaimana hasil akhir blog anda. Insya Allah besok kita ngurusi bagian footernya. Sampai jumpa lagi

Eits hampir lupa, untuk menghilangkan warna background warna abu-abu yang sementara saya pasang biar kelihatan bagian sidebarnya.

Mudah saja, cukup menghapus baris-baris sidebar di ID lebar, kiri dan kanan sehingga seperti ini:
#lebar {
  margin-bottom:10px;
}
#kiri {
  width:145px;
  float:left;
  margin-right:10px;
}
#kanan {
  width:145px;
  float:left;
}


Selamat berkreasi...!



Source : Wordpress
Read More

Cara Membuat Daftar Isi Diblog Blogger

Ok kemarin saya sudah posting tentang Cara Menghilangkan BreadCrumb Di Blogger, masih tentang blogger (blogspot) Kali ini saya posting Tentang Cara membuat daftar isi otomatis di blogger, Caranya cukup Mudah guys.

  1. Login ke dasboard blogger kalian atau klik Disini

  2. Buat Laman baru dan beri judul DAFTAR ISI di kolom title

  3. Pilih Mode HTML

  4. Copy paste script dibawah

  5. lalu save atau simpan dan reload blog anda dan lihat hasilnya.

<style scoped="scoped" type="text/css">
/* Skin for Blogger Tabbed Layout TOC */
#tabbed-toc{margin:0 auto;background-color:#161671;-webkit-box-shadow:0 1px 3px rgba(0,0,0,.4);-moz-box-shadow:0 1px 3px rgba(0,0,0,.4);box-shadow:0 1px 3px rgba(0,0,0,.4);overflow:hidden;position:relative;color:#333}
#tabbed-toc .loading{display:block;padding:5px 10px;font:normal bold 10px/normal Helmet,Freesans,Sans-Serif;color:white}
#tabbed-toc ul,#tabbed-toc ol,#tabbed-toc li{margin:0 0;padding:0 0;list-style:none}
#tabbed-toc .toc-tabs{width:20%;float:left}
#tabbed-toc .toc-tabs li a{display:block;font:normal bold 10px/28px Helmet,Freesans,Sans-Serif;height:28px;overflow:hidden;text-overflow:ellipsis;color:#ccc;text-transform:uppercase;text-decoration:none;padding:0 12px;cursor:pointer}
#tabbed-toc .toc-tabs li a:hover{background-color:#292758;color:white}
#tabbed-toc .toc-tabs li a.active-tab{background-color:#34348e;color:white;-webkit-box-shadow:-2px 2px 2px rgba(0,0,0,.5);-moz-box-shadow:-2px 2px 2px rgba(0,0,0,.5);box-shadow:-2px 2px 2px rgba(0,0,0,.5);position:relative;z-index:5;margin:0 -1px 0 0;/* cursor:text;*/}
#tabbed-toc .toc-content,#tabbed-toc .divider-layer{width:80%;float:right;background-color:#CECECE;border-left:5px solid #34348e;-webkit-box-sizing:border-box;-moz-box-sizing:border-box;box-sizing:border-box}
#tabbed-toc .divider-layer{float:none;display:block;position:absolute;top:0;right:0;bottom:0;-webkit-box-shadow:0 0 7px rgba(0,0,0,.7);-moz-box-shadow:0 0 7px rgba(0,0,0,.7);box-shadow:0 0 7px rgba(0,0,0,.7)}
#tabbed-toc .panel{position:relative;z-index:5;font:normal normal 10px/normal Helmet,Freesans,Sans-Serif}
#tabbed-toc .panel li a{display:block;position:relative;font-weight:bold;font-size:11px;color:#892412;line-height:20px;height:20px;padding:0 12px;text-decoration:none;outline:none;overflow:hidden}
#tabbed-toc .panel li time{display:block;font-style:italic;font-weight:normal;font-size:10px;color:#666;float:right}
#tabbed-toc .panel li .summary{display:block;padding:10px 12px 10px;font-style:italic;border-bottom:4px solid #275827;overflow:hidden}
#tabbed-toc .panel li .summary img.thumbnail{float:left;display:block;margin:0 8px 0 0;padding:4px 4px;width:72px;height:72px;border:1px solid #dcdcdc;background-color:#fafafa}
#tabbed-toc .panel li:nth-child(even){background-color:#FFE8E3}
#tabbed-toc .panel li a:hover,#tabbed-toc .panel li a:focus,#tabbed-toc .panel li a:hover time,#tabbed-toc .panel li.bold a{background-color:#333;color:white;outline:none}
#tabbed-toc .panel li.bold a:hover,#tabbed-toc .panel li.bold a:hover time{background-color:#222}
@media (max-width:700px){#tabbed-toc{border:2px solid #333}#tabbed-toc .toc-tabs,#tabbed-toc .toc-content{overflow:hidden;width:auto;float:none;display:block}#tabbed-toc .toc-tabs li{display:inline;float:left}#tabbed-toc .toc-tabs li a,#tabbed-toc .toc-tabs li a.active-tab{background-color:#224C19;-webkit-box-shadow:2px 0 7px rgba(0,0,0,.4);-moz-box-shadow:2px 0 7px rgba(0,0,0,.4);box-shadow:2px 0 7px rgba(0,0,0,.4)}#tabbed-toc .toc-tabs li a.active-tab{background-color:white;color:#333}#tabbed-toc .toc-content{border:none}#tabbed-toc .divider-layer,#tabbed-toc .panel li time{display:none}}
</style>

<br />
<div id="tabbed-toc">
<span class="loading">Memuat...</span></div>
<script>
var tabbedTOC = {
blogUrl: "http://tunyus.com/", // Blog URL
containerId: "tabbed-toc", // Container ID
activeTab: 1, // The default active tab index (default: the first tab)
showDates: false, // `true` to show the post date
showSummaries: false, // `true` to show the posts summaries
numChars: 200, // Number of summary chars
showThumbnails: false, // `true` to show the posts thumbnails (Not recommended)
thumbSize: 40, // Thumbnail size
noThumb: "data:image/png;base64,iVBORw0KGgoAAAANSUhEUgAAAAEAAAABCAIAAACQd1PeAAAAA3NCSVQICAjb4U/gAAAADElEQVQImWOor68HAAL+AX7vOF2TAAAAAElFTkSuQmCC", // A "no thumbnail" URL
monthNames: [ // Array of month names
"Januari",
"Februari",
"Maret",
"April",
"Mei",
"Juni",
"Juli",
"Agustus",
"September",
"Oktober",
"November",
"Desember"
],
newTabLink: true, // Open link in new window?
maxResults: 99999, // Maximum post results
preload: 0, // Load the feed after 0 seconds (option => time in milliseconds || "onload")
sortAlphabetically: true, // `false` to sort posts by published date
showNew: 7, // `false` to hide the "New!" mark in most recent posts, or define how many recent posts are to be marked
newText: " - <em style='color:red;'>New!</em>" // HTML for the "New!" text
};
</script>
<script src="http://dte-project.googlecode.com/svn/trunk/tabbed-toc.js"></script>



NB: Yang saya beri tanda MERAH ganti dengan nama domain blogger anda.

Selamat Berkreasi...!
Read More

Cara Menghilangkan BreadCrumb Di Blog Blogger

Breadcrumb Navigation  adalah sebuah menu navigasi/penunjuk di mana letak postingan yang sedang dibuka berada. Breadcrumb berupa link horisontal berurut yang diawali dengan menu Home/Beranda >> Label >> Judul Halaman Yang Sedang Dibuka. Letak dari menu Breadcrumb Navigation ini biasanya berada di atas judul postingan.


Fungsi dari Breadcrumb juga bisa membantu memudahkan postingan kita terindeks di mesin pencarian atau memudahkan dalam SEO. akan tetapi biasanya para blogger atau empunya blog tidak semuanya suka dengan tampilan Breadcrumb, karena terlihat mengganggu atau kurang rapi.


Maka dari itu ada beberapa langkah dalam menghilangkan Breadcrumb dalam blog berflatform blogger, langsung saja caranya adalah sebagai berikut :



  1. Masuk Ke DashBoard blog kalian

  2. Pilih Template kemudian klik edit HTML

  3. Cari kode <b:include data='posts' name='breadcrumb'/> Untuk Mepercepat dan mempermudah pencarian gunakan CTRL+F. lalu tekan enter.

  4. Hapus kode tersebut lalu save template kalian, dan silahkan lihat hasilnya.

Selamat berkreasi...!
Read More

Cara Menghilangkan BreadCrumb Di Blog Blogger

Breadcrumb Navigation  adalah sebuah menu navigasi/penunjuk di mana letak postingan yang sedang dibuka berada. Breadcrumb berupa link horisontal berurut yang diawali dengan menu Home/Beranda >> Label >> Judul Halaman Yang Sedang Dibuka. Letak dari menu Breadcrumb Navigation ini biasanya berada di atas judul postingan.

Fungsi dari Breadcrumb juga bisa membantu memudahkan postongan kita terindek di mesin pencarian ata memudahkan dalam SEO. akan tetapi biasanya para blogger atau empunya blog tidak semuanya suka dengan tampilan Breadcrumb, karena terlihat mengganggu atau kurang rapi.

Maka dari itu ada beberapa langkah dalam menghilangkan Breadcrumb dalam blog berplatform blogget, langsung saja caranya adalah sebagai berikut :
  1. Masuk Ke DashBoard blog kalian
  2. Pilih Template kemudian klik edit HTML
  3. Cari kode <b:include data='posts' name='breadcrumb'/> Untuk Mepercepat dan mempermudah pencarian gunakan CTRL+F. lalu tekan enter.
  4. Hapus kode tersebut lalu save template kalian, dan silahkan lihat hasilnya.
Selamat berkreasi...!
Read More

Membuat Sidebar Widget

Selamat berjumpa kembali dalam seri panduan membangun themes dari nol hingga menjadi themes yang memenuhi standart WordPress 3.1. Pelan tapi pasti themes yang sudah kita bangun mulai menampakkan bentuknya. Jika anda mengikuti terus panduan ini dari awal, saya yakin anda sudah mulai berani mengutak-atik themes yang sudah ada. Tapi buat yang terlambat silahkan baca kembali panduan ini dari awal biar nyambung karena saya tidak akan mengulang lagi pelajaran yang sudah lewat :)

Jika kemarin kita telah menyelesaikan pembuatan bagian konten, maka sekarang kita akan coba memasukkan unsur canggih dalam themes kita yaitu sidebar widget. Disini kita akan berkenalan dengan file baru yang kita beri nama functions.php. File ini khusus menangani fungsi-fungsi PHP yang kita bangun untuk keseluruhan blog. Jadi, anda harus benar-benar membaca artikel ini dengan baik dan teliti

Dalam membuat sidebar widget, kita akan bekerja dengan 3 file sekaligus:

  1. functions.php yang menangani fungsi widget di sidebar kita

  2. index.php yang bertugas menentukan dimana letak sidebar widgetnya

  3. style.css yang mengurusi bagaimana widget-widget ditampilkan

Baiklah, pertama kita akan buat file functions.php. Caranya sama dengan saat kita membuat file index.php, kalau sudah lupa silahkan buka kembali arsip-arsip tulisan berseri ini.

Untuk mendeklarasikan sebuah widget, kita gunakan fungsi register_sidebar. Nah, karena kita akan meregistrasi 3 sidebar widget sekaligus sesuai dengan theme yang kita bangun, maka kita akan buat fungsi khusus yang mendaftarkan 3 widget tersebut. Berikut kodenya:

<?php
function themegue_widgets() {  
  register_sidebar( array(
    'name' => 'Sidebar Lebar',
    'id' => 'sidebar-lebar',
    'description' => 'Sidebar dengan lebar 300px terletak paling atas',
    'before_widget' => '<li id="%1$s" class="widget-container %2$s">',
    'after_widget' => '</li>',
    'before_title' => '<h3 class="widget-title">',
    'after_title' => '</h3>',
  ) );
  
  register_sidebar( array(
    'name' => 'Sidebar Kiri',
    'id' => 'sidebar-kiri',
    'description' => 'Sidebar kiri dengan lebar 145px terletak di bawah sidebar lebar',
    'before_widget' => '<li id="%1$s" class="widget-container %2$s">',
    'after_widget' => '</li>',
    'before_title' => '<h3 class="widget-title">',
    'after_title' => '</h3>',
  ) );

  register_sidebar( array(
    'name' => 'Sidebar Kanan',
    'id' => 'sidebar-kanan',
    'description' => 'Sidebar kanan dengan lebar 145px terletak di bawah sidebar lebar, di sebelah kanan sidebar kiri',
    'before_widget' => '<li id="%1$s" class="widget-container %2$s">',
    'after_widget' => '</li>',
    'before_title' => '<h3 class="widget-title">',
    'after_title' => '</h3>',
  ) );
  
}
add_action( 'widgets_init', 'themegue_widgets' );
?>




Oke, saya jelaskan dulu. Pertama kode function themegue_widgets() dipakai untuk mendeklarasikan sebuah fungsi baru. Dalam contoh ini nama fungsinya adalah themegue_widgets.

Selanjutnya dalam fungsi tersebut kita mendeklarasikan 3 buah widget dengan nama sidebar lebar, sidebar kiri dan sidebar kanan. Masing-masing sidebar kita beri keterangan nama sidebarnya, id, diskripsi, dll.

Dan terakhir kita daftarkan fungsi tersebut agar dieksekusi menggunakan perintah add_action( 'widgets_init', 'themegue_widgets' );

Sudah paham ya?
Menginformasikan letak sidebar widget di Themes

Berikutnya kita akan menunjukkan kepada WordPress dimana letak sidebarnya. Gak mungkinkan kita cuma daftarin aja widgetnya tapi nggak kita tunjukkan mau muncul dimana. Konyol dong jadinya. Bagaimana caranya?

Buka file index.php dan kita cari kode sidebar kita yang dahulu. Kalau tidak salah, kodenya kemarin seperti ini:

<div id="sidebar">
  <div id="lebar">
    Iklan kotak ada disini
  </div>
  <div id="kiri">
    Menu-menu sidebar kiri ada disini
  </div>
  <div id="kanan">
    Menu-menu sidebar kanan ada disini
  </div>
</div>




Disinilah kita perintahkan WordPress meletakkan widget sidebar. Dan perlu diingat, walaupun namanya sidebar widget, tapi tidak menutup kemungkinan untuk diletakkan di tempat lain lho (misalnya header atau footer). Karena kitalah yang menentukan dimana widget tersebut akan muncul.

Ada 2 cara untuk menampilkan widget.

Pertama widget baru muncul kalau ada isinya. Kalau ndak ada isinya dia hilang seolah-olah tidak ada. Cara ini bisa kita terapkan di sidebar lebar. Kita asumsikan, sidebar lebar digunakan untuk menampilkan iklan banner atau adsense. Nah, kalau tidak ada iklan sama sekali, maka sidebar itu hilang sehingga hanya memunculkan sidebar kiri dan kanan saja. Maka kita ganti kode untuk menampilkan sidebar lebar dengan kode berikut:

<?php if ( is_active_sidebar( 'sidebar-lebar' ) ) : ?>  
<div id="lebar">
  <ul>          
  <?php dynamic_sidebar( 'sidebar-lebar' ); ?>    
  </ul>
</div>
<?php endif; ?>




Lihat kan? Kita gunakan fungsi IF untuk melakukan pengecekan apakah sidebar lebar ada isinya atau tidak (maksudnya widgetnya terisi atau tidak). Kalau ada, maka munculkan isinya. Kalau ndak ada ya hilangkan beserta DIV-nya sehingga tampilan kotak lebarnya ikut hilang. Gak lucu kok kalau kita cuma menampilkan kotak kosong doang.

Fungsi  <?php dynamic_sidebar( 'sidebar-lebar' ); ?>  kita pakai untuk memunculkan isi sidebar widget. Dalam hal ini sidebar widget dengan ID sidebar-lebar.

Cara kedua menampilkan widget adalah jika ada isinya, maka tampilkan isinya. Tapi jika tidak ada isinya, maka tampilkan isi default. Jadi lokasi widgetnya tidak pernah kosong. Ini akan kita terapkan untuk sidebar kiri dan kanan. Kodenya seperti ini:

<div id="kiri">
  <ul>
  <?php if ( ! dynamic_sidebar( 'sidebar-kiri' ) ) : ?>
    <!-- KODE-KODE DEFAULT UNTUK SIDEBAR KIRI -->
  <?php endif; ?>
  </ul>
</div>
<div id="kanan">
  <ul>
  <?php if ( ! dynamic_sidebar( 'sidebar-kanan' ) ) : ?>
    <!-- KODE-KODE DEFAULT UNTUK SIDEBAR KANAN -->
  <?php endif; ?>
  </ul>
</div>




Nah, sudah paham kan? Sekarang tinggal kreatifitas anda sendiri yang menentukan isian defaultnya apa. Inilah kode sidebar yang saya buat dengan isian default untuk sidebar kiri adalah form search dan arsip, sedangkan untuk sidebar kanan saya isi meta. Cekidot !!

<div id="kiri">
  <ul>
  <?php if ( ! dynamic_sidebar( 'sidebar-kiri' ) ) : ?>
  <li id="search" class="widget-container widget_search">
    <?php get_search_form(); ?>
  </li>

  <li id="archives" class="widget-container">
    <h3 class="widget-title">Arsip</h3>
    <ul>
      <?php wp_get_archives( 'type=monthly' ); ?>
    </ul>
  </li>
  <?php endif; ?>
  </ul>
</div>
<div id="kanan">
  <ul>
  <?php if ( ! dynamic_sidebar( 'sidebar-kanan' ) ) : ?>
  <li id="meta" class="widget-container">
    <h3 class="widget-title">Meta</h3>
    <ul>
      <?php wp_register(); ?>
      <li><?php wp_loginout(); ?></li>
      <?php wp_meta(); ?>
    </ul>
  </li>
  <?php endif; ?>
  </ul>
</div>




Sekarang coba lihat blog anda. Sebelum kita pasang widget,

Tampilannya masih ancur ya? Gpp, besok kita styling bagian sidebar ini. Anda pelajari dulu apa yang sudah saya sampaikan sampai paham. Insya Allah ke depan kita akan lebih banyak utak-atik kode lagi.



Source: WordPress
Read More

Cara Membuat Daftar Isi Diblog Blogger

Kali ini saya posting Tentang Cara membuat daftar isi otomatis di blogger, Caranya cukup Mudah guys.
  1. Login ke dasboard blogger kalian atau klik Disini
  2. Buat Laman baru dan beri judul DAFTAR ISI di kolom title
  3. Pilih Mode HTML
  4. Copy paste script dibawah
  5. lalu save atau simpan dan reload blog anda.
<style scoped="scoped" type="text/css">
/* Skin for Blogger Tabbed Layout TOC */
#tabbed-toc{margin:0 auto;background-color:#161671;-webkit-box-shadow:0 1px 3px rgba(0,0,0,.4);-moz-box-shadow:0 1px 3px rgba(0,0,0,.4);box-shadow:0 1px 3px rgba(0,0,0,.4);overflow:hidden;position:relative;color:#333}
#tabbed-toc .loading{display:block;padding:5px 10px;font:normal bold 10px/normal Helmet,Freesans,Sans-Serif;color:white}
#tabbed-toc ul,#tabbed-toc ol,#tabbed-toc li{margin:0 0;padding:0 0;list-style:none}
#tabbed-toc .toc-tabs{width:20%;float:left}
#tabbed-toc .toc-tabs li a{display:block;font:normal bold 10px/28px Helmet,Freesans,Sans-Serif;height:28px;overflow:hidden;text-overflow:ellipsis;color:#ccc;text-transform:uppercase;text-decoration:none;padding:0 12px;cursor:pointer}
#tabbed-toc .toc-tabs li a:hover{background-color:#292758;color:white}
#tabbed-toc .toc-tabs li a.active-tab{background-color:#34348e;color:white;-webkit-box-shadow:-2px 2px 2px rgba(0,0,0,.5);-moz-box-shadow:-2px 2px 2px rgba(0,0,0,.5);box-shadow:-2px 2px 2px rgba(0,0,0,.5);position:relative;z-index:5;margin:0 -1px 0 0;/* cursor:text;*/}
#tabbed-toc .toc-content,#tabbed-toc .divider-layer{width:80%;float:right;background-color:#CECECE;border-left:5px solid #34348e;-webkit-box-sizing:border-box;-moz-box-sizing:border-box;box-sizing:border-box}
#tabbed-toc .divider-layer{float:none;display:block;position:absolute;top:0;right:0;bottom:0;-webkit-box-shadow:0 0 7px rgba(0,0,0,.7);-moz-box-shadow:0 0 7px rgba(0,0,0,.7);box-shadow:0 0 7px rgba(0,0,0,.7)}
#tabbed-toc .panel{position:relative;z-index:5;font:normal normal 10px/normal Helmet,Freesans,Sans-Serif}
#tabbed-toc .panel li a{display:block;position:relative;font-weight:bold;font-size:11px;color:#892412;line-height:20px;height:20px;padding:0 12px;text-decoration:none;outline:none;overflow:hidden}
#tabbed-toc .panel li time{display:block;font-style:italic;font-weight:normal;font-size:10px;color:#666;float:right}
#tabbed-toc .panel li .summary{display:block;padding:10px 12px 10px;font-style:italic;border-bottom:4px solid #275827;overflow:hidden}
#tabbed-toc .panel li .summary img.thumbnail{float:left;display:block;margin:0 8px 0 0;padding:4px 4px;width:72px;height:72px;border:1px solid #dcdcdc;background-color:#fafafa}
#tabbed-toc .panel li:nth-child(even){background-color:#FFE8E3}
#tabbed-toc .panel li a:hover,#tabbed-toc .panel li a:focus,#tabbed-toc .panel li a:hover time,#tabbed-toc .panel li.bold a{background-color:#333;color:white;outline:none}
#tabbed-toc .panel li.bold a:hover,#tabbed-toc .panel li.bold a:hover time{background-color:#222}
@media (max-width:700px){#tabbed-toc{border:2px solid #333}#tabbed-toc .toc-tabs,#tabbed-toc .toc-content{overflow:hidden;width:auto;float:none;display:block}#tabbed-toc .toc-tabs li{display:inline;float:left}#tabbed-toc .toc-tabs li a,#tabbed-toc .toc-tabs li a.active-tab{background-color:#224C19;-webkit-box-shadow:2px 0 7px rgba(0,0,0,.4);-moz-box-shadow:2px 0 7px rgba(0,0,0,.4);box-shadow:2px 0 7px rgba(0,0,0,.4)}#tabbed-toc .toc-tabs li a.active-tab{background-color:white;color:#333}#tabbed-toc .toc-content{border:none}#tabbed-toc .divider-layer,#tabbed-toc .panel li time{display:none}}
</style>

<br />
<div id="tabbed-toc">
<span class="loading">Memuat...</span></div>
<script>
var tabbedTOC = {
    blogUrl: "http://nyusblog.blogspot.com/", // Blog URL
    containerId: "tabbed-toc", // Container ID
    activeTab: 1, // The default active tab index (default: the first tab)
    showDates: false, // `true` to show the post date
    showSummaries: false, // `true` to show the posts summaries
    numChars: 200, // Number of summary chars
    showThumbnails: false, // `true` to show the posts thumbnails (Not recommended)
    thumbSize: 40, // Thumbnail size
    noThumb: "data:image/png;base64,iVBORw0KGgoAAAANSUhEUgAAAAEAAAABCAIAAACQd1PeAAAAA3NCSVQICAjb4U/gAAAADElEQVQImWOor68HAAL+AX7vOF2TAAAAAElFTkSuQmCC", // A "no thumbnail" URL
    monthNames: [ // Array of month names
        "Januari",
        "Februari",
        "Maret",
        "April",
        "Mei",
        "Juni",
        "Juli",
        "Agustus",
        "September",
        "Oktober",
        "November",
        "Desember"
    ],
    newTabLink: true, // Open link in new window?
    maxResults: 99999, // Maximum post results
    preload: 0, // Load the feed after 0 seconds (option => time in milliseconds || "onload")
    sortAlphabetically: true, // `false` to sort posts by published date
    showNew: 7, // `false` to hide the "New!" mark in most recent posts, or define how many recent posts are to be marked
    newText: " - <em style='color:red;'>New!</em>" // HTML for the "New!" text
};
</script>
<script src="http://dte-project.googlecode.com/svn/trunk/tabbed-toc.js"></script>

NB: Yang saya beri tanda MERAH ganti dengan nama domain blogger anda.

Selamat Berkreasi...
Read More

Membuat WorPress Page Number Tanpa Plugin

Kali ini saya share tentang cara Membuat Wordpress Page Number Tanpa Plugin. Sebagaimana kita ketahui, secara default wordpress tidak menggunakan page number (nomor halaman) untuk halaman depan (home), archive, search, category dan tag, melainkan hanya menggunakan sistem next_posts dan previous_posts atau newer dan older.

Sistem default seperti ini menurut sebagian orang kuran user friendly, Karena untuk membuka halaman lainnya pengunjung hanya bisa membuka satu tingkat halaman sesusah atau sebelumnya. oleh karena itu saya coba share tutorial ini untuk di terapkan di blog kalian.

Pertama-tama kalian copy kode dibawah ini lalu paste di function.php, ditema yang kalian gunakan:

//start wp-page
function wp_page_numbers_check_num($num)
{
return ($num%2) ? true : false;
}

function wp_page_numbers_page_of_page($max_page, $paged, $page_of_page_text, $page_of_of)
{
$pagingString = "";
if ( $max_page > 1)
{
$pagingString .= '<li class="page_info">';
if($page_of_page_text == "")
$pagingString .= 'Page ';
else
$pagingString .= $page_of_page_text . ' ';

if ( $paged != "" )
$pagingString .= $paged;
else
$pagingString .= 1;

if($page_of_of == "")
$pagingString .= ' of ';
else
$pagingString .= ' ' . $page_of_of . ' ';
$pagingString .= floor($max_page).'</li>';
}
return $pagingString;
}

function wp_page_numbers_prevpage($paged, $max_page, $prevpage)
{
if( $max_page > 1 && $paged > 1 )
$pagingString = '<li><a href="'.get_pagenum_link($paged-1). '">'.$prevpage.'</a></li>';
return $pagingString;
}

function wp_page_numbers_left_side($max_page, $limit_pages, $paged, $pagingString)
{
$pagingString = "";
$page_check_max = false;
$page_check_min = false;
if($max_page > 1)
{
for($i=1; $i<($max_page+1); $i++)
{
if( $i <= $limit_pages )
{
if ($paged == $i || ($paged == "" && $i == 1))
$pagingString .= '<li class="active_page"><a href="'.get_pagenum_link($i). '">'.$i.'</a></li>'."\n";
else
$pagingString .= '<li><a href="'.get_pagenum_link($i). '">'.$i.'</a></li>'."\n";
if ($i == 1)
$page_check_min = true;
if ($max_page == $i)
$page_check_max = true;
}
}
return array($pagingString, $page_check_max, $page_check_min);
}
}

function wp_page_numbers_middle_side($max_page, $paged, $limit_pages_left, $limit_pages_right)
{
$pagingString = "";
$page_check_max = false;
$page_check_min = false;
for($i=1; $i<($max_page+1); $i++)
{
if($paged-$i <= $limit_pages_left && $paged+$limit_pages_right >= $i)
{
if ($paged == $i)
$pagingString .= '<li class="active_page"><a href="'.get_pagenum_link($i). '">'.$i.'</a></li>'."\n";
else
$pagingString .= '<li><a href="'.get_pagenum_link($i). '">'.$i.'</a></li>'."\n";

if ($i == 1)
$page_check_min = true;
if ($max_page == $i)
$page_check_max = true;
}
}
return array($pagingString, $page_check_max, $page_check_min);
}

function wp_page_numbers_right_side($max_page, $limit_pages, $paged, $pagingString)
{
$pagingString = "";
$page_check_max = false;
$page_check_min = false;
for($i=1; $i<($max_page+1); $i++)
{
if( ($max_page + 1 - $i) <= $limit_pages )
{
if ($paged == $i)
$pagingString .= '<li class="active_page"><a href="'.get_pagenum_link($i). '">'.$i.'</a></li>'."\n";
else
$pagingString .= '<li><a href="'.get_pagenum_link($i). '">'.$i.'</a></li>'."\n";

if ($i == 1)
$page_check_min = true;
}
if ($max_page == $i)
$page_check_max = true;

}
return array($pagingString, $page_check_max, $page_check_min);
}

function wp_page_numbers_nextpage($paged, $max_page, $nextpage)
{
if( $paged != "" && $paged < $max_page)
$pagingString = '<li><a href="'.get_pagenum_link($paged+1). '">'.$nextpage.'</a></li>'."\n";
return $pagingString;
}

function wp_page_numbers($start = "", $end = "")
{
global $wp_query;
global $max_page;
global $paged;
if ( !$max_page ) { $max_page = $wp_query->max_num_pages; }
if ( !$paged ) { $paged = 1; }

$settings = get_option('wp_page_numbers_array');
$page_of_page = $settings["page_of_page"];
$page_of_page_text = $settings["page_of_page_text"];
$page_of_of = $settings["page_of_of"];

$next_prev_text = $settings["next_prev_text"];
$show_start_end_numbers = $settings["show_start_end_numbers"];
$show_page_numbers = $settings["show_page_numbers"];

$limit_pages = $settings["limit_pages"];
$nextpage = $settings["nextpage"];
$prevpage = $settings["prevpage"];
$startspace = $settings["startspace"];
$endspace = $settings["endspace"];

if( $nextpage == "" ) { $nextpage = "&raquo;"; }
if( $prevpage == "" ) { $prevpage = "&laquo;"; }
if( $startspace == "" ) { $startspace = "..."; }
if( $endspace == "" ) { $endspace = "..."; }

if($limit_pages == "") { $limit_pages = "5"; }
elseif ( $limit_pages == "0" ) { $limit_pages = $max_page; }

if(wp_page_numbers_check_num($limit_pages) == true)
{
$limit_pages_left = ($limit_pages-1)/2;
$limit_pages_right = ($limit_pages-1)/2;
}
else
{
$limit_pages_left = $limit_pages/2;
$limit_pages_right = ($limit_pages/2)-1;
}

if( $max_page <= $limit_pages ) { $limit_pages = $max_page; }

$pagingString = "<div id='wp_page_numbers'>\n";
$pagingString .= '<ul>';

if($page_of_page != "no")
$pagingString .= wp_page_numbers_page_of_page($max_page, $paged, $page_of_page_text, $page_of_of);

if( ($paged) <= $limit_pages_left )
{
list ($value1, $value2, $page_check_min) = wp_page_numbers_left_side($max_page, $limit_pages, $paged, $pagingString);
$pagingMiddleString .= $value1;
}
elseif( ($max_page+1 - $paged) <= $limit_pages_right )
{
list ($value1, $value2, $page_check_min) = wp_page_numbers_right_side($max_page, $limit_pages, $paged, $pagingString);
$pagingMiddleString .= $value1;
}
else
{
list ($value1, $value2, $page_check_min) = wp_page_numbers_middle_side($max_page, $paged, $limit_pages_left, $limit_pages_right);
$pagingMiddleString .= $value1;
}
if($next_prev_text != "no")
$pagingString .= wp_page_numbers_prevpage($paged, $max_page, $prevpage);

if ($page_check_min == false && $show_start_end_numbers != "no")
{
$pagingString .= "<li class=\"first_last_page\">";
$pagingString .= "<a href=\"" . get_pagenum_link(1) . "\">1</a>";
$pagingString .= "</li>\n<li class=\"space\">".$startspace."</li>\n";
}

if($show_page_numbers != "no")
$pagingString .= $pagingMiddleString;

if ($value2 == false && $show_start_end_numbers != "no")
{
$pagingString .= "<li class=\"space\">".$endspace."</li>\n";
$pagingString .= "<li class=\"first_last_page\">";
$pagingString .= "<a href=\"" . get_pagenum_link($max_page) . "\">" . $max_page . "</a>";
$pagingString .= "</li>\n";
}

if($next_prev_text != "no")
$pagingString .= wp_page_numbers_nextpage($paged, $max_page, $nextpage);

$pagingString .= "</ul>\n";

$pagingString .= "<div style='float: none; clear: both;'></div>\n";
$pagingString .= "</div>\n";

if($max_page > 1)
echo $start . $pagingString . $end;
}
//end wp-page number


Keterangan : Yang saya beri warna biru (angka 5) adalah jumlah nomor halaman yang ingin ditampilkan, anda bisa menggantinya sesuai selera.

Langkah selanjutnya buka file index.php, archive.php, search.php atau file di mana biasanya digunakan untuk menampilkan halaman sesudah atau sebelumnya (next dan previous). Kemudian cari kode kira-kira seperti ini :

<span class="newer"><?php previous_posts_link(__('Newer Entries', 'inove')); ?></span>
<span class="older"><?php next_posts_link(__('Older Entries', 'inove')); ?></span>


Kode tersebut adalah contoh yang digunakan untuk menampilkan halaman sesudah atau sebelumnya (next dan previous) pada Theme, untuk theme lainnya mungkin sedikit beda, jadi silahkan disesuaikan. Kemudian tambahkan fungsi loop berikut ini sebelum kode tersebut :

<?php if(function_exists('wp_page_numbers')) : ?><?php wp_page_numbers() ?><?php else : ?>


Untuk mempercantik penampilan dari nomor halaman tersebut, tambahkan kode CSS berikut ini di file CSS yang anda gunakan.

#wp_page_numbers ul,#wp_page_numbers li,#wp_page_numbers a
{ background:transparent;
  border:none;
  text-decoration:none;
  list-style:none;
  text-transform:none;
  text-indent:0;
  text-align:left;
  letter-spacing:0;
  word-spacing:0;
  font:normal normal normal 18px/15px "Book Antiqua",Verdana; }

#wp_page_numbers
{ margin-top:5px;
  width:100%;
  background:#F7F7FA;
  margin-bottom:4px; }

#wp_page_numbers ul
{ width:100%; }

#wp_page_numbers li
{ float:left;
  display:block;
  margin-bottom:2px; }

#wp_page_numbers a
{ background:#dbe7f0;
  padding:4px;
  padding-left:7px;
  padding-right:7px;
  margin-left:3px;
  margin-right:3px;
  display:block;
  color:#333;
  border:1px solid #949191;
  border-radius:4px;
  -moz-border-radius:4px;
  -webkit-border-radius:4px;
}

#wp_page_numbers li>a:hover
{ border:1px solid #002cba;
  background:#D1D1D1;
  border-radius:6px;
  -moz-border-radius:6px;
  -webkit-border-radius:6px;
}
#wp_page_numbers li.active_page> a
{ border-color:#0075b8;
  background:#B2BBC1;
  font-weight:bold;
  text-decoration:underline; }

#wp_page_numbers li.page_info
{ background:#dbe7f0;
  float:left;
  display:block;
  padding:4px;
  padding-left:15px;
  padding-right:15px;
  margin-right:3px;
  color:#666;
  font-size:13px;
  letter-spacing:1px;
  border:1px solid #777272;
  border-radius:4px;
  -moz-border-radius:4px;
  -webkit-border-radius:4px;
  box-shadow:2px 2px 2px #b3b3b7;
  -moz-box-shadow:2px 2px 2px #b3b3b7;
  -webkit-box-shadow:2px 2px 2px #b3b3b7; }


Nah untuk hasilnya coba kalian reload blog kalian. Selamat berkreasi...!
Read More

Styling Konten WordPress

Gak terasa lagi-lagi saya gak update sekian lama. Padahal saya rasa baru beberapa hari saya tinggal blog ini tapi cek tanggalnya ternyata update terakhir lebih dari sepekan yang lalu. Ya udah, kita terusin deh sharing ilmu cara membuat themes WordPress-nya.

Kali ini kita akan mengatur tampilan konten yang sudah kita buat di pertemuan sebelumnya. Karena mengatur style, berarti file yang akan kita edit sekarang adalah file style.css. Dan karena ini pengaturan konten, maka kita tempatkan saja di bawah pengaturan untuk konten sambil sekalian menghilangkan warna kuning di bagian konten artikelnya. Yuk, kita cari kode ini:

#content {
  width:590px;
  background:#FFCC00;
  float:left;
  }


Lalu kita hilangkan kode background:#FFCC00; agar warna belakangnya tetap putih. Jika anda simpan file style.css dan lihat blog anda sekarang, maka background kuningnya akan hilang sekarang dan berganti dengan putih bersih.

Tahap awal, kita atur dulu tampilan untuk judulnya. Sebelumnya kita telah mengidentifikasi bagian judul artikel dengan <h2 class="title">. Jadi kita buat saja di style.css-nya seperti ini:

.title , .title a{
  font-size: 20px;
  text-decoration:none;
  color:#000000;
}


Satu tambahan perintah baru kita pelajari disini yaitu text-decoration:none; Perintah ini untuk menghilangkan garis bawah pada judul artikel.

Dan untuk bagian post meta yang berisi informasi tanggal publikasi, kategori, jumlah komentar serta link edit, kita buat dengan font lebih kecil dan background warna abu-abu:

#postmeta {
  font-size:10px;
  background: #EDEDED;
  padding:10px;
}


Sekarang simpan dan lihat bagaimana tampilan blog anda sekarang

Pada bagian konten ini, sebenarnya ada banyak hal yang harus kita atur, misalnya bagaimana menampilkan gambar nanti, list, link, dll. Tapi gpp, nanti kita atur lagi kalau sudah jadi. Santai saja bos :).



Source: WorPress
Read More

Iseng Utak Atik Theme WordPress

Pengalaman saya saat utak atik theme wordpress, Pertama kali belajar ngeblog saya merasa sangat bosan dengan tampilan blog saya.

Suatu hari terlintas pikiran untuk mengedit theme yang sudah ada, tp didalam hati berkata "Apa yang mesti aku lakukan sekarang?", Hosting sudah aktif tapi saya masih bingung harus berbuat apa. Saya coba browsing sana-sini tapi hasilnya NIHIL. keesokan harinya saya dapat sebuah theme yang menurut saya cocok digunakan bahan praktek Utak Atik Theme, tapi ada tapinya nih setelah saya extract bukanya dapat ide eh malah tambah bingung plus puyeng. Saya tak menyerah hanya sampai disitu pokoknya saya harus bisa berbisik dalam hati meskipun keadaan kepala masih puyeng sih hehehehe, gara-gara melihat jeroan si theme. Padahal belum tahu tentang html dan css tapi malah dihadapkan dengan kode-kode yang tak pernah saya pelajari. Tapi ya sudahlah dicoba saja toh juga hosting sudah aktif tinggal pakai, biar tidak rugi sewa hosting saya posting saja apa pengalaman yang saya dapatkan selama utak atik theme, ehhhh alhasil membahagiakan meskipun awal-awalnya agak ribet sih menurut saya.

Yah sekian dulu cerita tentang pengalaman pribadi saya saat awal-awal belajar ngeblog.

Nanti akan saya posting tutorial-tutorial untuk mempercantik theme WordPress kalian.

Salam...
Read More

Mengatur Konten dalam Themes WordPress

Wah, tidak terasa sudah lama sekali saya tidak meneruskan penduan membuat theme di wordpress.or.id. Bagaimana PR yang saya berikan, harusnya sih udah selesai semua ya? Nah, pertemuan kali ini saya cuma akan menunjukkan pengaturan konten yang saya lakukan. Barangkali ada yang masih belum mengerjakan, silahkan deh di contek :)

  <div id="content">
   <?php if ( have_posts() ) : ?>
    <?php while ( have_posts() ) : the_post(); ?>
    <div id="post-<?php the_ID(); ?>" <?php post_class(); ?>>
      <h2 class="title"><a href="<?php the_permalink() ?>" rel="bookmark" title="<?php the_title(); ?>"><?php the_title(); ?></a></h2>
      <p><?php the_content(); ?></p>
      <div id="postmeta">Publish on <?php the_time('F jS, Y'); ?> under <?php the_category(', '); ?> by <?php the_author(); ?> | 
      <?php comments_popup_link('No Comments &raquo;', '1 Comment &raquo;', '% Comments &raquo;'); ?> 
      <?php edit_post_link('Edit','','|'); ?></div>
    </div>
    <?php comments_template(); ?>
    <?php endwhile;?>
   <?php endif;?>
  </div>


Saya jelasin per barisnya ya. Baris pertama sampai ketiga sudah saya jelaskan di cara membuat konten bagian looping. Jadi kita langsung melompat ke baris ke empat yaitu:

<div id="post-<?php the_ID(); ?>" <?php post_class(); ?>></div>

Disini kita pasang DIV pada bagian awal dan akhir tiap artikel. Gunanya sangat banyak, siapa tahu nanti anda ingin memberi warna khusus backgroud tulisan yang di sticky atau anda mau memberi warna khusus untuk kategori tertentu. Banyaklah nanti manfaatnya. Selain itu, ini juga akan merapikan struktur themes anda nantinya.

Selanjutnya:<h2 class="title"><a href="<?php the_permalink() ?>" rel="bookmark" title="<?php the_title(); ?>"><?php the_title(); ?></a></h2>

Disini saya menempatkan tag H2 dan A untuk menampilkan judul artikel <?php the_title(); ?>. Tak hanya itu, saya juga menempatkan class=”title” di tag H2 sehingga nanti bisa kita atur stylenya. Rencana saya, nanti ketika di halaman single, tag H2 ini akan saya rubah menjadi H1 sehingga lebih SEO Friendly. Caranya? Nanti dulu ya? Pelan-pelan :)

<p><?php the_content(); ?></p>

Kode diatas digunakan untuk menampilkan isi artikel. Jika kode ini ada di home atau archive, maka dia akan mencari tanda readmore secara otomatis dan memotongnya. Anda bisa memodifikasi tulisan default yang muncul di tempat pemotongan dengan menggunakan kode ini:

<p><?php the_content('Baca Selengkapnya'); ?></p>

Selanjutnya kita akan bahas langsung 3 baris karena nanti di blog 3 baris kode ini akan muncul hanya sebaris saja. Jadi kita sikat aja langsung ketiganya. OK?

<div id="postmeta">Publish on <?php the_time('F jS, Y'); ?> under <?php the_category(', '); ?> by <?php the_author(); ?> | 
<?php comments_popup_link('No Comments &raquo;', '1 Comment &raquo;', '% Comments &raquo;'); ?> 
<?php edit_post_link('Edit','','|'); ?></div>


Tiga baris diatas, diapit dengan DIV dengan id=”postmeta”. Kita beri id karena nanti akan kita rubah style-nya sehingga berbeda dengan konten. Biasanya sih dibuat ukurannya lebih kecil dan ada box gitu. Di dalam post meta ini kita masukkan tanggal artikel ini di publish dengan kode

<?php the_time('F jS, Y'); ?>.

Kita juga akan menampilkan kategori artikel ini dengan perintah <?php the_category(', '); ?>. Lalu disambung dengan menampilkan penulis artikel dengan kode <?php the_author(); ?>.

Baris berikutnya adalah kode untuk menampilkan jumlah komentar lengkap dengan link menuju lokasi komentar. Kata-kata dalam kurung adalah tulisan yang akan muncul bila tidak ada komentar, 1 komentar dan lebih dari satu komentar.

Baris yang dalam post meta ini adalah link Edit. Link ini hanya muncul jika anda login sebagai admin atau editor atau author artikel tersebut. Jika bukan itu, maka link tidak akan muncul.

Terakhir kode yang akan kita bahas adalah <?php comments_template(); ?>. Seperti nama fungsinya, kode ini adalah untuk menampilkan komentar lengkap dengan form untuk mengisi komentarnya.

Selamat Mencoba!

Source: Wordpress
Read More

Buat Theme WP: Konten

Bukan blog namanya kalau ndak memunculkan konten. Nah, tutorial membuat theme WP kali ini akan beranjak turun ke bawah yaitu ke bagian konten. Disini nanti akan kita munculkan artikel-artikel blog yang sudah susah payah dan berpeluh serta berderai air mata kita tulis dengan tinta emas kita… *lebay*

Untuk itu mari fokus lagi ke index.php dan kita akan mengutak-atik kode ini:

<div id="content">
   Artikel akan muncul disini
</div>




Looping

Stop dulu! sebelum kita beranjak ke kode, saya perlu jelaskan dulu soal istilah looping. Looping artinya perulangan. Dalam WordPress pengulangan ini dilakukan untuk menampilkan artikel. Misalnya di halaman depan kita setting untuk tampil 10 artikel, maka looping akan melakukan pengulangan perintah menampilkan artikel hingga 10 kali.

Untuk melakukan loop, biasanya kita memakai perintah while. Yang artinya, selama masih ada artikel yang ingin ditampilkan, maka ulangi lagi. Perintah ini sangat fleksibel. Ketika kita membuat halaman artikel, berarti kan disana cuma ada 1 artikel saja yang akan ditampilkan. Maka while pun akan bekerja 1 kali saja. Enak kan?

Banyak fungsi-fungsi WP yang harus dimasukkan dalam loop ini. Artinya anda tidak bisa meletakkan di luar loop. Contoh yang paling sering ditemui adalah fungsi the_title, the_content, the_date, dll.

Sekarang kita coba belajar bikin loop dulu. Ini kodenya. Pasang kode ini menggantikan tulisan Artikel akan muncul disini

  <div id="content">
   <?php if ( have_posts() ) : ?>
    <?php while ( have_posts() ) : the_post(); ?>
      <?php the_title();?><br/>
    <?php endwhile;?>
   <?php endif;?>
  </div>


Kita bahas satu per satu ya. Pertama fungsi have_posts(). Fungsi ini untuk mengecek apakah ada tulisan yang ingin ditampilkan. Kita pakai fungsi IF untuk pengecekan. Jika have_posts ada isinya, maka perintah di bawahnya akan di eksekusi. Jika tidak ya langsung ke endif.

Kemudian while seperti dijelaskan diatas. Selama ada tulisan (have_post) maka the_post. Fungsi the_post digunakan untuk mengambil data di have_post dan kemudian dengan fungsi-fungsi lainnya kita akan menampilkannya satu per satu.

Sebagai bahan belajar kali ini, kita cuma akan menampilkan judul blog saja dan mengakhirinya dengan tanda
untuk mengganti baris.

Sekarang jika anda melihat blog, maka akan ada judul-judul artikel disana. Cobalah membuat beberapa artikel agar terlihat bagaimana loop bekerja.

Nah, silahkan berkreasi, ingin menampilkan apa di blog anda. Dan ini beberapa fungsi yang bisa anda pakai:

– the_permalink : digunakan untuk menampilkan URL artikel
– the_title : untuk menampilkan judul artikel
– the_content : untuk menampilkan konten artikel. Jika lebih dari 1 artikel, maka yang muncul cuma sampai tanda readmore
– the_excerpt: untuk menampilkan beberapa karakter awal artikel dan menghilangkan kode HTML-nya
– the_time : untuk menampilkan kapan artikel ini di publikasikan
– the_author : untuk menampilkan penulisnya
– the_category : untuk menampilkan kategori artikel

Untuk menambah wawasan anda, silahkan coba baca-baca daftar template tags dari codex.wordpress.org

Berhubung beberapa hari ke depan saya agak sibuk di offline, jadi insya Allah kita akan jumpa lagi hari Senin ya. Sebagai PR, silahkan anda utak-atik deh fungsi-fungsi itu dan tempatkan diantara while dan endwhile.



Source: Wordpress
Read More

Buat Theme WordPress: Blog Header

Panduan kali ini membutuhkan konsentrasi tinggi.. hehehe.. Makanya anda butuh fokus..fokus..dan fokus.. cieeh.. Bagi yang kesasar, ini adalah artikel ketujuh dari rangkaian artikel cara membuat theme WordPress dari awal sampai akhir. Anda bisa membaca-baca lagi artikel sebelumnya di bagian bawah tulisan ini:

Yang akan kita bahas nanti adalah bagian header blog. Saya punya gambaran headernya nanti bisa diganti-ganti kayak Twenty Ten gitu, tapi nanti ajalah kalau kita sudah membahas soal fungsi. Untuk saat ini kita bikin standart dulu. Namanya juga belajar. Tul nggak?

Kita akan pasang judul blog ukuran besar di bagian header. Kemudian kita tambahkan juga description dengan font lebih kecil di bawahnya dan nanti dekat dengan batas bawah header kita pasang menu navigasi. Untuk sementara menu navigasinya pakai list page saja. Nanti kita akan merubahnya menjadi custom menu. Keren kan?

Yuk, langsung buka file index.php lalu fokus pada zona header yaitu baris antara tag <div id="header"> hingga </div>. Yuk kita lihat lagi kodenya:

     <div id="header">
        Lokasi header ada disini
     </div>


Sekarang kita ganti tulisan Lokasi header ada disini dengan nama blog dan sekaligus diskripsi di bawahnya lalu kita pasang juga list page. Kode lengkapnya seperti ini:

<div id="header">
  <h1 class="blogtitle"><?php bloginfo('name');?></h1>
  <p class="description"><?php bloginfo('description');?></p>
  <div id="menu">
    <ul>
    <li><a href="<?php bloginfo('url');?>">Home</a></li>
    <?php wp_list_pages('title_li='); ?>
    </ul>
  </div>
 </div>


Saya jelaskan satu per satu ya. Kita mulai dari baris


. Ini akan menampilkan judul blog di dalam header kita. Disini kita memakai class agar bisa dengan mudah kita atur nanti. Dan ketika ada di single page, h1 ini akan kita rubah menjadi div sehingga bisa SEO friendly. Tapi itu nanti dulu ya hehehe..

Baris berikutnya adalah untuk menampilkan diskripsi. Kita beri class juga agar CSS tahu bahwa cuma bagian ini saja yang dirubah font maupun tata letaknya.

Berikutnya adalah zona menu. Perintah wp_list_page kita pakai untuk menampilkan list page kita. Sebelum menampilkan page, kita tambahkan satu menu lagi yaitu Home. Jika anda ingin menambahkan menu lagi anda tinggal ikuti saja alur seperti pembuatan link home diatas.

Sekarang coba buka blog anda. Hehehe.. dijamin ancur.. hahahaha… Tenang bro, jangan panik dulu apalagi sampai banting laptop  Mari kita buka style.css dan kita atur-atur deh tampilan header blog kita.

.blogtitle {
  font-size:30px;
  padding:30px 0 0 30px;
  margin:0;
  }
.description {
  font-size:14px;
  padding-left: 30px;
  margin:0;
  }
#menu {
  margin-top:10px;
  padding:0;
  background:#000;
  height:30px;
  }
#menu ul {
  margin: 0;
  padding: 5px 0 0 15px;
  list-style: none;
  display: block;
  }
#menu li , #menu li  a{
  float: left;
  position: relative;
  margin-right:10px;
  color:#ffffff;
  text-decoration: none;
}


Ada beberapa perintah CSS baru yang kita masukkan: font-size (untuk mengatur ukuran font), list-style (untuk mengatur style list page), display (untuk mengatur bagaimana list ditampilkan. Dalam contoh ini kita buat mendatar) dan text-decoration (untuk mengatur dekorasi link. Dalam contoh ini kita pilih none karena kita gak mau ada garis bawah di link-nya).

Agar mudah mengaturnya, kita tempatkan kode tersebut tepat diatas kode #maincontent biar urut gitu ini setingan untuk header.

Oh iya, ada yang terlupa kemarin. Kita belum mengatur font-nya kan? Nah, silahkan tambahin juga deh di bagian atas deretan setingan CSS kode ini:

body {
  font-family: Georgia, "Bitstream Charter", serif;
  }


Mudah-mudahan masih bisa diikuti ya? Besok kita beranjak ke bagian konten-nya. Doakan aja moga sehat dan punya banyak kesempatan.
Read More

Membuat Theme: Heading

Ini adalah pertemuan keenam dalam seri panduan membangun theme WordPress. Anda bisa membaca artikel-artikel sebelumnya dengan melihat daftar isi di bawah artikel ini.

Setelah kita melakukan tata letak layout di artikel sebelumnya, saatnya sekarang kita mengutak-atik bagian headernya. Disini kita akan mulai mencoba memasukkan fungsi-fungsi WordPress ke dalam theme blog kita. Yuk kita mulai!

   <head>
     <meta charset="<?php bloginfo( 'charset' ); ?>" />
     <title>
     <?php 
        wp_title( '|', true, 'right' );
      bloginfo( 'name' );
     ?>
     </title>
     <link rel="stylesheet" type="text/css" media="all" href="<?php bloginfo( 'stylesheet_url' ); ?>" />
     <link rel="pingback" href="<?php bloginfo( 'pingback_url' ); ?>" />
     <?php if ( is_singular() && get_option( 'thread_comments' ) )
    wp_enqueue_script( 'comment-reply' );
    wp_head();
     ?>
   </head>




Hehehe… jangan pingsan dulu gan. Ane jelasin dah satu per satu :) Kode diatas untuk menggantikan kode di index.php sebelumnya. Cari tag <head> hingga </head> lalu ganti dengan kode diatas. Apa aja sih fungsinya? Kita urut dari atas sampai bawah ya?

<meta charset="<?php bloginfo( 'charset' ); ?>" />

Kode ini untuk memberitahu browser kita memakai karakter apa dalam blog. Biarin seperti itu aja.

<title>
   <?php 
      wp_title( '|', true, 'right' );
      bloginfo( 'name' );
   ?>
</title>




Kode ini untuk mengatur title blog. Akan muncul di bagian paling atas browser. Kode wp_title akan berubah-ubah menurut judul artikel. Kalau di halaman depan, maka dia tidak akan memunculkan apa-apa. Sedangkan kode bloginfo('name'); akan memunculkan nama blog anda. Anda bisa mengubah nama blog melalui menu Settings – General

<link rel="pingback" href="<?php bloginfo( 'pingback_url' ); ?>" />

Ini kode untuk menerima ping back dari blog lain. Jadi kalau ada yang ngasih link ke kita, kita bisa langsung tahu.

<?php if ( is_singular() && get_option( 'thread_comments' ) )
  wp_enqueue_script( 'comment-reply' );
  wp_head();
?>




Kalau kode diatas kita perlukan agar fungsi reply comment berfungsi. Tahu kan reply comment? Contohnya di blog ini. Kalau anda klik reply, maka secara otomatis form akan muncul disana dan anda bisa langsung ketik komentar di bawahnya. Canggih ya?

Nah, kalau udah dimasukkan semua, simpan deh filenya index.php dan coba anda lihat hasilnya. Untuk menguji titlenya, coba buka sebuah artikel melalui menu Posts – Posts. Klik view salah satu artikel. Seharusnya judulnya sudah berganti-ganti menurut judul artikelnya.

Oke, kita sudah belajar aneka atribut di head. Dan besok kita akan utak-atik bagian header blog. Ditunggu yah… :)

Source: Membuat Theme Wp.
Read More

Bikin Tema WP: Layout

Jika kemarin anda sudah belajar menentukan zona-zona di blog termasuk juga membuat desain sementara blog. Saat-nya kita mengatur wilayah tiap zona. Seperti diketahui, kemarin kita cuma memberi nama saja zona-zona yang ada menggunakan tag DIV. Nah, hari ini kita akan menentukan lebar masing-masing zona lengkap dengan tata letaknya sehingga tampilannya nanti akan mendekati design awal kita.

Untuk itu, kita akan buka kembali file index.php dan meminta file tersebut untuk mengakses file style.css yang akan menjadi pemandu dalam tata letak dan tampilan blog nanti. caranya gimana? Perhatikan baris 1 -4 di file index.php yang sudah kita buat kemarin. Disana terlihat kode seperti ini:

<html>
   <head>
      <title>Theme Ujicoba</title>
   </head>




Nah, untuk memanggil style.css, kita tinggal menambahkan sebaris kode ini sebelum tag </html> :

<link rel="stylesheet" type="text/css" media="all" href="<?php bloginfo( 'stylesheet_url' ); ?>" />




Disana terdapat sebuah fungsi WordPress yaitu bloginfo. Fungsi ini berguna untuk menampilkan informasi blog termasuk nama, deskripsi, rss, dll. Karena kita akan memanggil file style.css theme, maka kita gunakan perintah <?php bloginfo( 'stylesheet_url' ); ?>

Simpanlah file index.php yang sudah kita tambahin style. Biar jelas, hasil akhir kodenya nanti akan seperti ini:

<html>
   <head>
      <title>Theme Ujicoba</title>
      <link rel="stylesheet" type="text/css" media="all" href="<?php bloginfo( 'stylesheet_url' ); ?>" />
   </head>




Sampai sini paham ya?

Oke, berikutnya kita beralih ke style.css dan mulai menentukan luas wilayah tiap-tiap zona. Zona awal yang kita tentukan adalah wrap. Fungsi zona ini untuk menentukan luas wilayah keseluruhan blog. Ibaratnya, ini pagar paling luar lah. Masukkan ini di baris paling bawah style.css

#wrap {
  border:solid 1px #000;
  width:900px;
  margin:0 auto;
  padding:10px;
  }




Sekarang simpan dan coba lihat blog anda. Harusnya sudah ada garis hitam di batas terluar teritori blog. Dan kotaknya tepat berada di tengah-tengah browser. Dari perintahnya kira-kira jelaskan? border untuk nentukan garis tepi, width=lebar, margin jarak antara border dengan tepi browser atau elemen lain. Padding untuk menentukan jarak antara border dengan tulisan.

Makin seru ya? Yuk, kita tangani bagian headernya. Untuk header ini, kita tentukan saja tingginya. Nantinya bisa kita isi juga lho dengan gambar. Tapi untuk sementara kita bikin jarak dulu biar ndak puyeng :) lagi-lagi tambahkan kode ini di bagian paling bawah style.css lalu simpan.

#header {
  height:120px;
  background:#cccccc;
  }




Ada 2 perintah lagi yang kita masukkan yaitu height untuk menentukan tinggi header. Dalam contoh diatas saya buat 120 pixel. Untuk lebarnya tidak kita tentukan karena dia akan mengikuti wrap yang sudah kita tentukan di atas tadi. Kemudian perintah background adalah menentukan latar belakang zona header ini. Dalam contoh ini saya buat warna abu-abu. Untuk kode-kode warna lain, anda bisa lihat di: html-color-codes.com

Harusnya sekarang kalau direfresh blog anda, maka akan ada box abu-abu di bagian headernya. Tidak usah screen shot ya? Udah bisa bayangkan kan? Kalau belum ya lihat aja blog anda sendiri.. xixixi..

Berikutnya adalah bagian content. Untuk maincontent kita cuma akan berikan perintah untuk mengambil jarak 10px dari header sehingga kelihatan putih wilayahnya nanti akan mengikuti isinya yaitu content dan sidebar. Kita langsung kerjakan ketiganya ya di style.css.

#maincontent {
  margin-top:10px;
  }
#content {
  width:590px;
  background:#FFCC00;
  float:left;
  }
#sidebar {
  width:300px;
  background:#FF9900;
  float:left;
  margin-left:10px;
  }




Ada satu perintah tambahan lagi yaitu float:left;. Perintah ini dipakai untuk membuat elemen dibawahnya mengalir ke sebelah kanan. Maksudnya left adalah elemen yang bersangkutan ada di kiri dan yang lain ada di kanan :)

Jika lihat blog anda sekarang, harusnya bagian tengah sudah terpecah jadi dua bagian. Untuk content dan untuk sidebar. Yuk, kita terusin lagi menambahkan style untuk zona lebar, kiri dan kanan yang ada di dalam sidebar

#lebar {
  background:#FF3300;
  margin-bottom:10px;
  }
#kiri {
  background:#660000;
  width:145px;
  float:left;
  margin-right:10px;
  }
#kanan {
  background:#660000;
  width:145px;
  float:left;
  }




Perintahnya udah ngerti semua kan? Gak ada yang baru :) Kalau dilihat sekarang, mustinya sudah mulai mirip deh desain blog kita. Cuma masih warna-warni.. hehehe.. Gpp, ini biar anda lebih mudah melihat elemen-elemennya. Untuk footernya kita biarkan aja gitu ya? Dan inilah hasil akhirnya sampai pelajaran ini.

Oke, biar ada waktu untuk praktek, silahkan deh dicoba dulu di rumah.  Besok kita lanjutin dengan perintah-perintah yang lebih keren lagi.
Read More

Bikin Theme WP: Designing

Melanjutkan postingan yang sebelumnya, Membuat File WP Theme Index.php. Nah, akhirnya sekarang kita melangkah pada tingkat yang lebih serius. Di artikel sebelumnya kita sudah bahas tentang index.php dan bagaimana mengimplementasikan halaman HTML ke dalam themes. Nah, sebelum kita mulai memasukkan kode-kode PHP serta fungsi WordPress, kita perlu mendesign theme dulu.

Untuk panduan sederhana kita nanti, kita akan buat sebuah theme seperti ini:

design-theme

1. Header Blog
2. Content
3a. Sidebar lebar atas: Cocok untuk adsense atau iklan kotak besar
3b. Sidebar kiri: Kita pakai untuk menampilkan recent post, category, dll
3c. Sidebar kanan: Kita pakai untuk menampilkan banner iklan atau blogroll.
4. Bagian footer untuk menampilkan credit buat kita.

Bagaimana membuatnya?

Tahap awal yang kita lakukan adalah menentukan dulu bagian-bagiannya dalam file index.php. Dengan design seperti itu, maka kode HTML di file index.php akan seperti ini:

<html>
   <head>
      <title>Theme Ujicoba</title>
   </head>
   <body>
      <div id="wrap">
       <div id="header">
        Lokasi header ada disini
     </div>
     <div id="maincontent">
        <div id="content">
         Artikel akan muncul disini
      </div>
      <div id="sidebar">
         <div id="lebar">
            Iklan kotak ada disini
         </div>
         <div id="kiri">
            Menu-menu sidebar kiri ada disini
         </div>
         <div id="kanan">
            Menu-menu sidebar kanan ada disini
         </div>
      </div>
     </div>
     <div style="clear:both;"></div>
     <div id="footer">
        Footer ada disini
     </div>
    </div>
   </body>
</html>




Udah mulai puyeng? hehehe.. Mudah-mudahan ndak ya? Saya kasih penjelasan dikit aja biar mudeng. Dalam HTML, semua yang ada diantara tag &lt;body&gt; dan &lt;/body&gt; akan dimunculkan di browser. Jadi sekarang kita fokus dulu pada kode-kode diantara dua tag itu. Oke?

Nah, di deretan kode diatas, saya menempatkan beberapa tag &lt;div&gt;. Tag ini kita pakai untuk menandai suatu wilayah. Nantinya, kita bisa mengatur tinggi, lebar background, warna dan apapun yang ada di wilayah tersebut. Jadi, biar gampang, div dipakai untuk menamai suatu wilayah.

Seperti di kode atas, saya menamakan beberapa wilayah sesuai fungsinya yaitu header, sidebar, content, footer, dll. Nah, sekarang mulai paham?

Oke, itu baru membuat design dan menamai wilayah sesuai design yang kita buat. Sekarang kalau anda nekat mencoba melihat hasil “kerja keras” anda, biasanya masih amat jauh dari design. Hehehe…. Ndak usah khawatir, insya Allah besok kita mulai mengatur tata letaknya sehingga anda bisa senyum-senyum sendiri nantinya.. hahaha…

Btw, kok belum ada yang subscribe ya? tadi saya cek cuma ada 1 orang doang. Hmm.. jadi kurang semangat nih hehehe



Source: Cara Membuat Tema WordPress
Read More

Membuat Efek Tulisan Dengan Css Text Shadow

Membuat efek teks bayangan sebenarnya tidaklah begitu sulit untuk dilakukan, karena untuk menciptakan efeknya, Anda cukup bermain dengan CSS TEXT SHADOW, semua pengaturan untuk membuat efek teks dengan berbagai model dan warna, anda cukup mengatur nilai value dari kode text shadow, sehingga offset sumbu (y) dan (x) dapat kita bentuk dan kita sesuaikan dengan keinginan.

tunyus

Berbagai koleksi pilihan Efek Teks Bayangan Dengan CSS Text Shadow yang dapat anda jadikan sebagai referensi buat model Judul blog anda terlihat semakin menarik dan keren, seperti di bawah ini :

  • Efek Text Garis Sisi



Untuk melihat kodenya silahkan klik tab HTML, CSS, JS/JavaScript di bawah ini :



  • Efek Text Tiga Dimensi









  • Efek Text Menyala









  • Efek Text Pelangi





  • Efek Text Emboss





  • Efek Text Bayangan





Selamat Berkreasi...!
Read More

Membuat File WP Theme: index.php

Oke, Kita lanjutkan lagi Cara membuat theme wordpress. Inilah pertemuan ketiga kita dalam sharing cara membangun theme WordPress sendiri. Ini masih tingkat basic sehingga kita sama sekali belum mengutak-atik design sama sekali.

Setelah sebelumnya kita bahas soal pembuatan folder, dan penamaan theme melalui style.css, kita akan melangkah ke bagian yang lebih rumit sedikit yaitu file index.php. File ini bekerja sebagai pengatur apa saja yang ingin kita tampilkan di blog. Jadi ibaratnya gini, index.php itu mengatur pasukannya, dan style.css mengatur seragamnya. Paham kan?

Semua file theme menggunakan bahasa PHP, dan tentu saja bisa disusupi tag HTML mengingat hasil akhirnya nanti juga berupa HTML setelah diproses di server. Anda bisa pelajari lebih dalam soal PHP di http://www.php.net. Kita akan langsung saja mengisi file index.php yang sudah kita buat kemarin tapi masih kosong.

Untuk awalnya, kita isi dengan standart HTML biasa seperti ini:
<html>
<head>
<title>Judul Blog</title>
</head>
<body>
<h1>Judul Artikel</h1>
<p>Artikel yang ingin dimunculkan</p>
</body>
</html>

Simpan dan coba buka blog anda. Seharusnya sekarang sudah muncul tulisan kan? Nah, itulah caranya memunculkan tulisan di blog melalui theme. Anda bisa gunakan perintah PHP dan tag HTML apapun disini. Suka-suka aja.
Read More

Membangun Theme WP: Style.css

Kita lanjutkan postingan sebelumnya yaitu Cara membuat theme wordpress.

Oke, sekarang kita mulai dengan membangun style dulu. Sebenarnya sih cara kerjanya bergantian antara file index.php dan style.css. Tapi karena informasi theme ada di file style.css, maka file inilah yang pertama kali kita buat.

Sebelum bicara terlalu banyak, untuk membuat theme WordPress anda membutuhkan sebuah server lokal (localhost). Anda bisa pakai AppServ, XAMPP atau yang lainnya untuk membangun server lokal di komputer pribadi. Sangat tidak bijaksana kalau anda membangun langsung di hosting. Selain boros bandwidth juga boros waktu. Saya anggap anda sudah tahu soal instalasi WordPress di localhost dan cara mengaktifkan themes. Kalau belum bisa, sebaiknya anda belajar dulu :)

Saya juga menganggap anda tahu bagaimana cara membuat file PHP. Kalau ini juga belum bisa, silahkan pelajari dulu ya? Oke, jika sudah siap, kita buat dulu folder tempat theme kita. Kita akan namakan theme ini dengan: themegue. Jadi, silahkan buat folder /mytheme/ di wp-content/themes.

Berikutnya semua file yang kita buat harus masuk di folder ini. Siap?

File pertama yang kita buat adalah style.css. File ini akan menangani semua tampilan theme kita. Untuk kustomisasi style, anda bisa baca referensi soal CSS. Tapi disini kita akan langsung pakai perintah-perintah CSS yang kita terapkan di theme.

Pertama, kita isi file style.css dengan keterangan seperti ini:
/*
Theme Name: My Theme
Theme URI: http://tunyus.com/
Description: Theme Pertama yang Saya Buat untuk Blog saya.
Author: tunyus
Author URI: http://tunyus.com/
Version: 1.0
*/



Theme Name: isilah dengan nama theme yang ingin anda buat
Theme URI: isilah dengan tempat mendownload theme ini
Description: isilah dengan diskripsi singkat theme anda. Jika mau diupload ke wordpress.org anda harus mengisinya dalam bahasa Inggris
Author: isilah dengan nama anda (mau pakai nama saya boleh hehehe)
Author URI: isilah dengan URL blog pribadi anda (kalau punya)
Version: isi dengan versi themesnya. Idealnya sih dimulai dari 1.0

Simpanlah file tersebut dan sekarang coba anda cek di bagian Appearance – Themes. Themes-nya belum muncul kan? hehehe… itu karena 1 file lagi belum ada yaitu index.php. Nah, bikin deh file index.php di dalam folder themegue tadi. Tidak perlu diisi dulu, kosongan aja.

Sekarang seharusnya di menu Appearance – Themes sudah ada sebuah theme baru dengan nama Theme Gue. Silahkan aktifkan.

Jika anda nekat mau melihat blog anda. Saya jamin isinya cuma blank doang. hehehe.. Namanya juga theme belum jadi. Insya Allah besok kita akan belajar bagaimana cara mengisinya. Untuk saat ini kita tinggalkan dulu file style.css

Kalau gak mau ketinggalan info, ikuti terus perkembangan blog ini.
Read More

Cara Membuat Theme WordPress

Ini akan jadi tulisan bersambung karena saya pikir akan sulit menjelaskan cara membuat theme WordPress hanya dalam satu postingan. Kita akan mencoba membangun sebuah theme sederhana, tanpa gambar sama sekali. Untuk gambar, anda bikin sendiri ya? hehehe…

Sebelum kita memulai ngurusin coding, saya akan coba share dulu struktur berkas themes. Karena anda harus paham soal ini dulu sebelum beranjak mengutak-atik kode nanti.

File Utama Theme :

Sejatinya, ada 2 berkas penting yang harus dimiliki sebuah themes, yaitu:

– style.css
– index.php

Dengan dua berkas ini, kita sudah bisa membangun sebuah themes WordPress. Tapi, untuk menampilkan hasil yang lebih fantastis, kita membutuhkan beberapa berkas lain untuk mendukung themes kita.

File Tambahan :

Inilah file-file php yang bisa dipakai sekalian dengan fungsi-fungsinya:

home.php : digunakan untuk menampilkan halaman depan blog
header.php : Digunakan untuk menampilkan bagian header blog
sidebar.php : digunakan untuk menampilkan bagian sidebar blog
footer.php : digunakan untuk menampilkan bagian footer blog
single.php : digunakan untuk menampilkan artikel.
page.php : digunakan untuk menampilkan page.
search.php : digunakan untuk menampilkan hasil pencarian.
archive.php : digunakan untuk menampilkan arsip blog (arsip tanggal, bulan, dll).
functions.php : digunakan untuk mengatur fungsi-fungsi yang berlaku di blog.
404.php : digunakan untuk menampilkan halaman error 404

Nah, untuk sementara itu dulu ya. hehehe
Read More

HP Boyong PC Bisnis Terkecil di Dunia

Seiring pabrikasi chip yang semakin kecil berbagai perangkat teknologi pun semakin portabel ukurannya. Ucapkan selamat tinggal dengan PC konvensional yang makan tempat di meja kantor, karena HP baru saja merilis PC bisnis terkecil di dunia untuk pasar Indonesia.

Bukannya gelar PC terkecil di dunia sudah dipegang oleh compute stick dari Intel? Tepat sekali, tapi itu untuk kelas konsumer alias pengguna rumahan. Untuk kelas bisnis untuk pengguna kantoran, HP EliteDesk Desktop Mini adalah yang terkecil saat ini. Ukurannya masih lebih kecil dari sebuah pesawat telepon yang ada di meja kerja kantor.

Tapi meski punya desain mini, soal spesifikasi jangan dianggap remeh. Prosesornya bisa dibenamkan sampai Core i7 untuk yang versi Intel dan APU A8 Pro untuk yang versi AMD. Sedangkan besaran RAM-nya bisa ditancapkan hingga kapasitas 16 GB. Adapun untuk harddisk-nya secara default telah tertanam kapasitas 500 GB.

Walau ukurannya sangat kecil untuk ukuran PC kantoran, EliteDesk Desktop Mini tetap punya segudang konektivitas mulai dari 4 port USB 3.0, dan 2 port USB 2.1, LAN, WiFi, serta juga output monitor yang bisa menampilkan hingga ke tiga monitor sekaligus. Ketiga keluaran monitor tersebut terdiri dari sebuah port RGB, dan 2 DisplayPort.

Ukurannya yang kecil memungkinkan EliteDesk Desktop Mini bisa ditempatkan hampir dimanapun. Ditambah lagi HP juga sudah menyertakan sebuah mounting VESA, sehingga pengguna juga bisa menempelkannya di belakang monitor untuk penempatan yang lebih efisien.

Soal penggunan daya, EliteDesk Desktop Mini punya konsumsi yang terbilang sangat rendah. Dalam kondisi idle misalnya, perangkat ini hanya perlu daya sebesar 8 watt.

“EliteDesk Desktop Mini merupakan jawaban atas kebutuhan perusahaan saat ini yang membutuhkan perangkat yang efisien,” ujar Frans Adi, Market Development Manager – Business PC, Printing & Personal System Group HP Indonesia, di kantornya di Jakarta.

EliteDesk Desktop Mini punya empat varian yang bisa dipilih, yakni 800 G1 yang merupakan versi Intel, dan 705 G1 yang versi AMD, serta ProDesk 600 G1. Ketiganya merupakan versi kelas atas dan dibekali dengan material metal sebagai bodinya. HP juga mengklaim ketiga varian telah melalu pengujian berstandar militer dalam proses produksinya, sehingga tangguh digunakan dalam kondisi apapun.

Sedangkan versi kelas bawahnya diwakili oleh 260 G1. Meski diposisikan sebagai kelas bawah, 260 G1 punya standar kualitas seperti ketiga varian kelas atasnya. Namun untuk yang versi ini masih menggunakan material plastik sebagai bodinya.

“Walau sejatinya HP 260 G1 Desktop Mini juga disiapkan untuk pengguna bisnis. Dengan harga yang lebih terjangkau, 260 G1 bisa juga dipakai oleh pengguna rumahan yang menginginkan perangkat PC portabel namun dengan performa mumpuni,” pungkas Frans.

Keempat varian PC bisnis HP dihargai mulai dari Rp 7 juta. Harga tersebut sudah termasuk monitor yang dipaketkan bersama dengan paket penjualan EIiteDesk Desktop Mini.

Source : Klik disini
Read More

Cusrom Mito A310 Only JB by Mpip

Ini saya ada cusrom lg buat kalian yang suka menghias androidnya dengan mengganti stockrom bawaan hp. silahkan dicomot cara installnya seperti biasa.

Silahkan Klik link di bawah:

Only JB mito A310
Read More